Gambar: Simbol perumpamaan yang memudar menjadi realitas.
Ayat Yehezkiel 12:23 ini adalah penegasan ilahi yang kuat tentang berakhirnya sebuah era. Pada masa itu, bangsa Israel menghadapi banyak nabi palsu yang menyebarkan perkataan kosong dan janji-janji palsu tentang kedamaian dan keselamatan, sementara kebinasaan semakin dekat. Perumpamaan yang mereka gunakan, "Mereka mendapat masa percobaan yang panjang, tetapi setiap penglihatan akan sia-sia," mencerminkan sikap apatis dan ketidakpercayaan mereka terhadap peringatan ilahi. Mereka seolah-olah hidup dalam ilusi bahwa tidak ada konsekuensi yang berarti dari dosa-dosa mereka, dan bahwa hukuman yang dinubuatkan oleh nabi-nabi sejati tidak akan pernah datang.
Namun, Tuhan menyatakan bahwa masa kebohongan dan penolakan ini akan berakhir. Perumpamaan yang selama ini menjadi pelarian dari kebenaran akan dicabut. Ini bukan berarti Tuhan mengabaikan orang yang tulus, melainkan bahwa masa kesabaran-Nya bagi pemberontakan dan kemunafikan telah mencapai puncaknya. Penglihatan-penglihatan yang tadinya dianggap sia-sia oleh banyak orang, pada akhirnya akan terwujud menjadi realitas yang tak terhindarkan. Ini adalah peringatan bahwa meskipun Tuhan itu sabar, Ia juga adil dan akan bertindak terhadap kejahatan.
Makna dari Yehezkiel 12:23 melampaui konteks sejarahnya. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya menanggapi firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kita tidak boleh merasa aman dalam ilusi atau menunda pertobatan karena berpikir bahwa "masa percobaan" kita akan terus berlanjut tanpa akhir. Setiap firman nubuat, setiap peringatan dalam Kitab Suci, dan setiap kesaksian Roh Kudus memiliki bobot dan tujuan. Mengabaikannya sama saja dengan menentang kehendak Tuhan dan menempatkan diri pada jalur kehancuran.
Bagi umat Tuhan, ayat ini menjadi panggilan untuk hidup dalam kebenaran dan kewaspadaan. Kita dipanggil untuk tidak mengikuti arus perkataan kosong atau perumpamaan yang meninabobokan, tetapi untuk mencari kebenaran dalam firman Tuhan dan hidup sesuai dengannya. Ketika Tuhan berfirman, itu adalah sebuah peristiwa yang memiliki implikasi kekal. Kesabaran-Nya memberikan kesempatan untuk berbalik, tetapi pada akhirnya, keadilan-Nya akan ditegakkan. Mari kita renungkan ayat ini sebagai pengingat untuk selalu membuka hati dan pikiran kita terhadap kebenaran ilahi, bukan sebagai sesuatu yang sia-sia, melainkan sebagai panduan hidup yang penuh berkat.
Pesan Yehezkiel 12:23 mengingatkan kita bahwa realitas ilahi tidak dapat ditolak selamanya. Akan ada saatnya ketika semua kebohongan terungkap dan kebenaran yang sesungguhnya dinyatakan. Ini adalah panggilan untuk hidup dengan integritas, kejujuran, dan iman yang teguh, sehingga kita tidak menjadi bagian dari mereka yang perkataannya pada akhirnya hanya akan menjadi gema kosong yang tak berarti di hadapan Tuhan.