Keadilan yang Terancam

Yehezkiel 22:27

"Pemimpin-pemimpinnya di tengah-tengahnya seperti serigala yang menerkam mangsa untuk menumpahkan darah, membinasakan jiwa-jiwa demi keuntungan yang hina."

Ayat Yehezkiel 22:27 melukiskan gambaran yang suram tentang kerusakan moral dan spiritual yang melanda para pemimpin di Yerusalem. Gambaran ini bukanlah sekadar kutukan, melainkan sebuah peringatan keras yang disampaikan melalui nabi Yehezkiel kepada umat pilihan Allah. Dalam firman ini, para pemimpin digambarkan layaknya predator, serigala yang tidak mengenal belas kasihan, yang siap menerkam dan menghancurkan apa saja demi memuaskan nafsu pribadi. Keadaan ini menunjukkan betapa jauhnya mereka dari peran ideal seorang pemimpin yang seharusnya melindungi, membimbing, dan menjaga kesejahteraan umatnya.

Perumpamaan "serigala yang menerkam mangsa" sangatlah kuat. Serigala adalah binatang buas yang dikenal karena keganasannya, kelicikannya, dan ketidakpeduliannya terhadap penderitaan mangsanya. Mengaitkan sifat ini dengan para pemimpin, Yehezkiel ingin menekankan bahwa mereka tidak lagi bertindak sebagai gembala yang baik, melainkan sebagai perusak yang kejam. Tindakan mereka bukan lagi untuk kebaikan umat, melainkan untuk keuntungan pribadi yang "hina". Ini berarti bahwa segala tindakan kejam dan penindasan yang mereka lakukan didorong oleh keserakahan, ketamakan, dan keinginan untuk memperkaya diri sendiri, bahkan dengan mengorbankan nyawa dan keadilan.

Frasa "menumpahkan darah" dan "membinasakan jiwa-jiwa" secara gamblang menunjukkan konsekuensi mengerikan dari kepemimpinan yang korup. Mereka tidak hanya merusak secara material, tetapi juga secara spiritual dan moral. Kepercayaan masyarakat hancur, keadilan lenyap, dan nilai-nilai luhur dilanggar. Para pemimpin yang seharusnya menjadi pelindung, justru menjadi ancaman terbesar bagi rakyatnya. Mereka menyalahgunakan kekuasaan dan posisi mereka untuk menindas, menipu, dan bahkan membunuh. Hal ini menciptakan suasana ketakutan dan ketidakamanan, di mana yang kuat memangsa yang lemah tanpa ada yang dapat menolong.

Pesan dalam Yehezkiel 22:27 memiliki relevansi yang mendalam hingga saat ini. Kita dapat melihat pola serupa terjadi di berbagai tingkatan kepemimpinan di dunia modern. Ketika para pemimpin lebih mementingkan keuntungan pribadi, kekuasaan, atau status sosial daripada kesejahteraan rakyat, maka masyarakat akan menderita. Korupsi, ketidakadilan, penindasan, dan pelanggaran hak asasi manusia seringkali berakar dari perilaku para pemimpin yang telah menyimpang dari prinsip-prinsip etika dan moral. Ayat ini mengingatkan kita untuk senantiasa mengawasi para pemimpin kita dan berdoa agar mereka senantiasa bertindak dengan integritas, keadilan, dan kasih. Keadilan yang sejati hanya dapat tegak jika para pemimpin berpegang teguh pada kebenaran dan mengutamakan kepentingan umum di atas segala-galanya.

Untuk renungan lebih lanjut, Anda bisa melihat Yehezkiel 22:27 di Sabda.org.