Yehezkiel 23:25

"Maka Aku sendiri akan menghadapkan mukaku melawan mereka, dan Aku akan membuat mereka menjadi kengerian dan mangsa. Aku akan melenyapkan mereka dari tengah-tengah bangsa-bangsa dan membuang mereka ke tanah-tanah asing."

Memahami Murka Ilahi Terhadap Kebejatan

Ayat Yehezkiel 23:25 merupakan sebuah pernyataan yang tegas dari Allah mengenai penghakiman-Nya terhadap umat-Nya yang telah jatuh ke dalam kebejatan moral dan spiritual. Ayat ini muncul dalam konteks nubuat tentang hukuman terhadap dua saudara perempuan, Oholah (Samaria) dan Oholibah (Yerusalem), yang melambangkan Israel dan Yehuda. Keduanya digambarkan telah menyimpang dari perjanjian mereka dengan Allah, menduakan-Nya dengan penyembahan berhala dan hidup dalam kesesatan.

Frasa "menghadapkan mukaku melawan mereka" menunjukkan sebuah tindakan aktif dari Allah. Ini bukan sekadar pasivitas atau ketidakpedulian, melainkan sebuah penolakan dan murka ilahi yang ditujukan langsung kepada pelanggar perjanjian. Allah yang Maha Kudus tidak dapat mentoleransi dosa dan ketidaksetiaan. Penghakiman-Nya adalah ekspresi dari keadilan-Nya yang sempurna, yang mengharuskan pertanggungjawaban atas pelanggaran hukum-Nya.

Kengerian dan Mangsa: Dampak Penghakiman

Akibat dari murka ilahi ini adalah umat yang berdosa akan "menjadi kengerian dan mangsa." Kata "kengerian" menyiratkan ketakutan yang mendalam, kekacauan, dan rasa ngeri yang akan melanda mereka. Mereka akan menjadi contoh buruk bagi bangsa lain, sebuah peringatan tentang konsekuensi dari berpaling dari Allah. "Mangsa" menunjukkan kerentanan mereka, bahwa mereka akan mudah ditaklukkan, diperbudak, atau dihancurkan oleh musuh-musuh mereka. Kekuatan dan kebanggaan mereka akan sirna, digantikan oleh kelemahan dan kehancuran.

Dalam sejarah Israel dan Yehuda, nubuat ini tergenapi melalui serangkaian invasi dan pembuangan. Asyur menghancurkan Kerajaan Utara (Samaria), dan Babel kemudian menghancurkan Kerajaan Selatan (Yerusalem), membawa banyak penduduknya ke pembuangan di tanah asing. Pengalaman ini pasti penuh dengan kengerian dan kepedihan, di mana mereka kehilangan tanah air, kemerdekaan, dan bahkan kehidupan.

Penyebaran dan Kehilangan Identitas

Ayat ini juga menegaskan hasil akhir dari penghakiman Allah: "Aku akan melenyapkan mereka dari tengah-tengah bangsa-bangsa dan membuang mereka ke tanah-tanah asing." Pembuangan ini bukan sekadar perpindahan fisik, tetapi sebuah tindakan yang bertujuan untuk menghapus mereka dari keberadaan yang dikenal dan memisahkan mereka dari akar budaya dan spiritual mereka. Ini adalah hukuman yang mendalam, yang bertujuan untuk mengajarkan pelajaran yang sulit tetapi penting.

Meskipun hukuman ini keras, penting untuk melihatnya dalam kerangka kasih dan keadilan Allah. Allah mengizinkan konsekuensi dari dosa terjadi agar umat-Nya dapat belajar untuk berbalik kepada-Nya. Nubuat-nubuat seperti Yehezkiel 23:25 sering kali disertai dengan janji pemulihan di kemudian hari, menunjukkan bahwa meskipun penghakiman itu nyata, rencana Allah pada akhirnya adalah untuk kebaikan umat-Nya.

Jalan Titik

Simbol perjalanan rohani dan titik terang ilahi.