Sesudah itu roh itu mengangkat aku, dan aku mendengar di belakangku bunyi deru yang dahsyat: "Terpujilah kemuliaan TUHAN di tempat kediaman-Nya!"
Simbol api roh yang mengangkat Nabi Yehezkiel.
Ayat Yehezkiel 3:14 ini menghadirkan gambaran yang sangat kuat dan transenden tentang pengalaman Nabi Yehezkiel. Setelah menerima panggilan dan perutusan dari Tuhan, ia merasakan kehadiran ilahi yang begitu nyata. "Roh itu mengangkat aku" bukanlah sekadar metafora, melainkan sebuah pengalaman fisik dan spiritual yang mendalam. Ini menunjukkan bahwa misi yang diemban oleh Yehezkiel bukanlah sesuatu yang bisa ia lakukan dengan kekuatannya sendiri, melainkan sepenuhnya didorong dan dipimpin oleh Roh Kudus. Kemampuan untuk diangkat dan dibawa ke tempat yang tidak terbayangkan adalah bukti kuasa Tuhan yang melampaui batas-batas kemanusiaan.
Suara "bunyi deru yang dahsyat" yang ia dengar di belakangnya menambah kesan akan keagungan dan kekuatan Tuhan. Deru ini bisa diartikan sebagai manifestasi kemuliaan Tuhan yang luar biasa, suara yang penuh kuasa yang menegaskan otoritas Ilahi. Di tengah pengalaman yang mungkin menakutkan ini, ada penegasan yang menggembirakan: "Terpujilah kemuliaan TUHAN di tempat kediaman-Nya!" Ini adalah pengakuan iman, sebuah seruan pujian yang keluar dari hati Yehezkiel, yang bahkan dalam kesibukan dan keheranan atas perjumpaan dengan Tuhan, tetap mengingat dan mengagungkan nama-Nya. Pujian ini tidak hanya ditujukan kepada Tuhan di surga, tetapi juga mencakup kehadiran-Nya yang mulia yang kini ia rasakan begitu dekat.
Pengalaman Yehezkiel ini memberikan pelajaran berharga bagi kita. Ketika kita dipanggil untuk melakukan kehendak Tuhan, terkadang kita merasa tidak mampu atau ragu. Namun, Firman ini mengingatkan bahwa Tuhan tidak pernah memanggil seseorang tanpa melengkapinya dengan kuasa-Nya. Roh Tuhan siap mengangkat kita, memberi kita kekuatan, dan membimbing langkah kita. Suara kemuliaan Tuhan adalah pengingat bahwa Dia selalu hadir, bahkan di tengah tantangan dan ketidakpastian. Penting bagi kita untuk tidak hanya merasakan kehadiran-Nya, tetapi juga untuk secara aktif memuji dan mengagungkan kemuliaan-Nya, bahkan di tengah badai kehidupan.
Melalui kisah Yehezkiel, kita diajak untuk memahami bahwa pelayanan dan ketaatan kepada Tuhan seringkali melibatkan pengalaman yang luar biasa, yang melampaui pemahaman kita. Namun, janji penyertaan-Nya adalah jaminan bahwa kita tidak akan pernah sendirian. Pujian yang keluar dari hati yang penuh rasa syukur adalah respons alami terhadap kebaikan dan keagungan Tuhan. Mari kita terus belajar dari Nabi Yehezkiel, siap untuk diangkat oleh Roh Tuhan, mendengarkan suara-Nya, dan senantiasa memuliakan nama-Nya dalam segala keadaan. Kunjungi sumber ajaran Kristen untuk informasi lebih lanjut.