Ayat Yehezkiel 34:7 merupakan bagian dari sebuah nubuat yang keras dan tegas yang ditujukan kepada para pemimpin dan gembala umat Israel. Dalam pasal ini, nabi Yehezkiel menyampaikan firman Tuhan yang mengecam para pemimpin rohani yang telah menyalahgunakan kekuasaan mereka, mengabaikan domba-domba, dan hanya mementingkan diri sendiri. Ayat ketujuh ini menjadi pembuka dari serangkaian tuduhan dan penghakiman yang akan dijatuhkan kepada mereka. Kata "gembala" di sini merujuk pada para raja, imam, dan pemimpin bangsa yang seharusnya menjaga dan memelihara umat Tuhan, namun justru membiarkan mereka tersesat dan binasa.
Perkataan "dengarkanlah firman TUHAN" menunjukkan urgensi dan otoritas ilahi di balik pesan tersebut. Tuhan tidak hanya menyampaikan teguran, tetapi juga sebuah peringatan yang harus segera diperhatikan oleh para gembala. Mereka dipanggil untuk mendengar langsung dari sumber kebenaran tertinggi, menghentikan kesibukan duniawi mereka, dan merenungkan status umat yang berada di bawah pengawasan mereka. Kegagalan mereka dalam menjalankan tugas pastoral telah menimbulkan penderitaan yang luar biasa bagi umat Allah. Domba-domba, yang dalam konteks Alkitab sering melambangkan umat yang lemah, rentan, dan membutuhkan perlindungan, telah menjadi mangsa bagi berbagai bahaya karena kelalaian para penjaga mereka.
Gembala yang Mengeksploitasi
Konteks lebih luas dari Yehezkiel 34 menggambarkan bagaimana para gembala ini bukannya merawat domba-domba, melainkan malah menggembalakan diri mereka sendiri. Mereka makan lemaknya, memakai wolnya, menyembelih yang gemuk, tetapi tidak menguatkan yang lemah, tidak mengobati yang sakit, tidak membalut yang terluka, tidak membawa kembali yang tersesat, dan tidak mencari yang hilang. Perilaku ini adalah kebalikan total dari tugas seorang gembala yang sejati. Mereka telah mengubah peran mereka dari pelayan menjadi penindas, dari pelindung menjadi predator.
Ayat Yehezkiel 34:7, bersama dengan ayat-ayat berikutnya, menyoroti jurang pemisah antara harapan Tuhan bagi umat-Nya dan realitas pahit yang dialami oleh umat Israel di bawah kepemimpinan yang korup. Ini adalah kritik terhadap kepemimpinan yang tidak bertanggung jawab, yang gagal memenuhi mandat ilahi mereka. Pesan ini tetap relevan hingga kini, mengingatkan kita akan pentingnya integritas, tanggung jawab, dan kasih dalam setiap bentuk kepemimpinan, terutama dalam ranah rohani. Tuhan adalah Gembala Agung, dan Ia akan meminta pertanggungjawaban dari siapa pun yang diberi tugas untuk menggembalakan umat-Nya.
Lebih lanjut, firman Tuhan melalui Yehezkiel tidak hanya berhenti pada kecaman. Tuhan berjanji untuk mengambil kembali umat-Nya dari tangan para gembala yang jahat dan akan mengangkat seorang gembala yang baru, yaitu Diri-Nya sendiri atau Mesias, yang akan dengan setia merawat dan menyelamatkan umat-Nya. Ini menunjukkan kasih dan belas kasihan Tuhan yang tak terbatas, bahkan ketika umat-Nya dan para pemimpin mereka telah mengecewakan-Nya. Pesan ini memberikan harapan akan pemulihan dan masa depan yang lebih baik di bawah penjagaan Tuhan sendiri.