"kamu telah membawa orang asing, yang tidak bersunat bibir dan daging, ke dalam tempat kudus-Ku, untuk berada di bait-Ku, untuk mengotori bait-Ku, dalam persembahanmu daripada lemak dan darah."
Simbol peringatan terhadap pelanggaran.
Ayat Yehezkiel 44:7 merupakan firman Tuhan yang sangat tegas dan jelas mengenai kekudusan bait-Nya. Melalui nabi Yehezkiel, Tuhan menyatakan ketidakridhaan-Nya terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh umat-Nya pada masa itu. Perintah untuk tidak memasukkan orang asing yang "tidak bersunat bibir dan daging" ke dalam tempat kudus-Nya memiliki makna teologis yang mendalam.
Secara harfiah, sunat bibir dan daging merujuk pada tanda perjanjian umat Israel dengan Tuhan. Umat yang bersunat adalah mereka yang telah mengikat janji dan berkomitmen kepada Tuhan. Sebaliknya, orang yang tidak bersunat adalah mereka yang berada di luar perjanjian tersebut. Tuhan menegaskan bahwa tempat ibadah-Nya adalah tempat yang kudus, yang harus dijaga kesuciannya.
Tujuan Tuhan adalah agar umat-Nya senantiasa hidup dalam kekudusan dan taat pada segala perintah-Nya. Mengizinkan orang yang tidak memenuhi syarat memasuki tempat kudus merupakan bentuk pengabaian terhadap kekudusan Tuhan dan juga mencemari ibadah yang seharusnya dipersembahkan dengan hati yang murni.
Meskipun ayat ini berbicara tentang bait fisik di masa Perjanjian Lama, makna dan prinsipnya tetap relevan bagi umat percaya di masa kini. Dalam Perjanjian Baru, bait Allah bukanlah lagi bangunan fisik semata, melainkan tubuh orang percaya itu sendiri (1 Korintus 6:19) dan jemaat sebagai tubuh Kristus. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk menjaga kekudusan diri dan kekudusan persekutuan orang percaya.
Menjaga kekudusan berarti menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dapat mencemari iman kita, baik itu dosa, ajaran sesat, maupun pengaruh duniawi yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Kita harus berhati-hati agar tidak "memasukkan" hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah ke dalam kehidupan pribadi maupun persekutuan gereja.
Perintah Tuhan dalam Yehezkiel 44:7 mengajarkan kita pentingnya komitmen yang teguh kepada Tuhan dan kesadaran akan keagungan-Nya. Kita harus selalu mengutamakan kekudusan dalam segala aspek kehidupan kita, mempersembahkan ibadah yang berkenan, dan menjaga integritas iman kita agar tidak tercemar oleh hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Dengan demikian, kita dapat menjadi bait Allah yang kudus, tempat dimana Tuhan berkenan berdiam.