Yeremia 21:10

"Sebab Ia menetapkan muka-Nya menentang kaum itu untuk mendatangkan malapetaka dan bukan untuk kesejahteraan, demikianlah firman TUHAN. Dan kota ini akan diserahkan ke tangan orang Kasdim, yang akan membakarnya habis dengan api."

Ayat Yeremia 21:10 seringkali dibaca dalam konteks nubuatan kehancuran Yerusalem di tangan Babel. Di permukaan, ayat ini terdengar keras dan menakutkan, menggambarkan tindakan Tuhan yang menetapkan muka-Nya untuk mendatangkan malapetaka. Kata "malapetaka" dan "membakarnya habis dengan api" tentu saja menimbulkan perasaan gelisah dan kekalahan.

Namun, untuk memahami makna yang lebih dalam dari Yeremia 21:10, kita perlu menempatkannya dalam konteks yang lebih luas dari pesan Tuhan yang disampaikan melalui Nabi Yeremia. Peristiwa ini terjadi pada masa-masa genting ketika umat Israel, khususnya para pemimpin dan penduduk Yerusalem, terus-menerus berpaling dari Tuhan. Mereka mengabaikan peringatan-peringatan-Nya, menyembah berhala, dan melakukan ketidakadilan.

Dalam Kitab Yeremia, Tuhan seringkali menunjukkan kesabaran-Nya yang luar biasa. Namun, ada batas untuk kesabaran ilahi. Nubuatan kehancuran ini bukanlah tindakan kebencian semata, melainkan konsekuensi dari ketidaktaatan yang berulang-ulang dan penolakan terhadap tawaran pengampunan dan pertobatan. Tuhan menetapkan muka-Nya untuk mendatangkan malapetaka sebagai sebuah bentuk disiplin ilahi, sebuah cara untuk membawa umat-Nya kembali kepada-Nya, meskipun melalui jalan yang menyakitkan.

Penting untuk diingat bahwa di balik disiplin dan penghakiman, selalu ada tujuan kasih Tuhan. Kehancuran ini bertujuan untuk membersihkan umat-Nya dari dosa-dosa yang memperbudak mereka, agar kelak mereka dapat dibangun kembali dalam hubungan yang benar dengan-Nya. Ayat ini, meskipun berbicara tentang malapetaka bagi mereka yang menolak Tuhan, juga merupakan pengingat akan kedaulatan Tuhan atas segala peristiwa, termasuk kesulitan dan tantangan yang kita hadapi.

Bagi kita di masa kini, Yeremia 21:10 mengajarkan pentingnya mendengarkan suara Tuhan dan menjaga kekudusan hidup. Ketika kita menghadapi masa-masa sulit, ayat ini dapat mengingatkan kita bahwa Tuhan mengizinkan kesulitan untuk terjadi, seringkali sebagai akibat dari pilihan kita, atau sebagai cara untuk memurnikan dan memperkuat iman kita. Namun, bahkan dalam konteks penghakiman, janji Tuhan tentang pemulihan dan masa depan yang penuh harapan selalu ada, seperti yang terus dinubuatkan oleh Yeremia.

Memahami Yeremia 21:10 berarti melihat lebih dari sekadar kata-kata malapetaka. Ini adalah pengingat akan keadilan Tuhan, konsekuensi dari dosa, dan pada akhirnya, kehendak-Nya yang penuh kasih untuk membawa umat-Nya kembali ke jalan yang benar, agar "kesejahteraan" yang sejati, yang bersumber dari hubungan yang dipulihkan dengan Pencipta, dapat kembali diraih.

Keadilan & Harapan