Yeremia 35:1

"Inilah firman yang datang kepada Yeremia dari TUHAN pada zaman Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, demikian:
Ilustrasi simbol keagamaan dengan nuansa modern dan cerah

Ayat pembuka dari Kitab Yeremia pasal 35, ayat 1, mengantarkan kita pada sebuah narasi yang kaya akan makna, yaitu tentang kesetiaan yang luar biasa dari kaum Rekhab. Firman Tuhan yang datang kepada nabi Yeremia pada masa pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, ini menjadi penanda dimulainya sebuah pelajaran hidup yang penting. Di tengah gelombang kemurtadan dan ketidaktaatan yang melanda umat Israel pada masa itu, Tuhan memerintahkan Yeremia untuk melakukan sebuah uji coba, sebuah demonstrasi praktis yang akan menyingkapkan perbedaan antara ketaatan yang teguh dan pengabaian terhadap perintah ilahi.

Tuhan menginstruksikan Yeremia untuk membawa kaum Rekhab ke salah satu bilik di Bait Allah, sebuah tempat yang sakral dan terhormat. Di sana, Yeremia diminta untuk menyajikan kepada mereka minum anggur. Tindakan ini sendiri mungkin tampak biasa, namun konteksnya sangatlah krusial. Kaum Rekhab adalah keturunan Yonadab bin Rekhab, yang pada masa lalu telah memberikan sebuah perintah ketat kepada keturunannya: untuk tidak minum anggur, tidak membangun rumah, tidak menabur benih, dan tidak bercocok tanam, melainkan hidup dalam kemah-kemah. Perintah ini diberikan sebagai respons terhadap masa-masa yang penuh gejolak dan ancaman invasi bangsa Asiria, untuk menjaga keturunan mereka agar tetap disiplin dan tidak terpengaruh oleh kemewahan duniawi yang dapat mengalihkan fokus mereka dari ketaatan kepada Tuhan.

Ketika Yeremia menyajikan anggur kepada mereka, para keturunan Yonadab, tanpa terkecuali, menolak tawaran tersebut. Jawaban mereka tegas: "Kami tidak minum anggur, karena Yonadab, bapa leluhur kami, telah memerintahkan kami, katanya: 'Janganlah kamu minum anggur, kamu dan anak cucumu sampai selama-lamanya'." Penolakan ini bukan sekadar menunjukkan keras kepala, melainkan cerminan dari ketaatan yang luar biasa terhadap leluhur mereka, yang didasari oleh perintah yang diberikan demi menjaga identitas dan ketaatan mereka kepada Tuhan.

Kontras antara kesetiaan kaum Rekhab kepada perintah leluhur mereka dan ketidaktaatan umat Israel kepada perintah Tuhan sungguh mencolok. Tuhan menggunakan kesaksian hidup kaum Rekhab untuk menegur umat-Nya. Ia berkata kepada Yeremia, "Pergilah, katakan kepada kaum Rekhab: Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Kamu telah menaati segala perintah Yonadab, bapa leluhurmu, dan kamu telah melakukan segala yang diperintahkannya kepadamu." Melalui kalimat ini, Tuhan secara implisit menunjukkan bahwa jika kaum yang bukan umat pilihan-Nya saja dapat memegang teguh tradisi dan perintah leluhur mereka dengan setia, betapa lebih lagi umat pilihan-Nya seharusnya memegang teguh firman dan perintah Tuhan yang memberikan kehidupan.

Pelajaran dari Yeremia 35:1 dan kelanjutannya ini mengingatkan kita akan pentingnya kesetiaan, baik kepada Tuhan maupun kepada prinsip-prinsip yang benar. Kesetiaan kaum Rekhab bukanlah kesetiaan yang tanpa tujuan; perintah leluhur mereka pada dasarnya bertujuan untuk memelihara kesucian dan ketaatan mereka. Ini menjadi sebuah ilustrasi yang kuat tentang bagaimana ketekunan dalam memegang prinsip, bahkan yang terlihat sederhana, dapat membawa dampak yang besar. Bagi umat Tuhan, kesetiaan ini seharusnya berlipat ganda dalam menanggapi firman dan tuntunan ilahi. Di tengah dunia yang terus berubah dan menawarkan berbagai kemudahan yang seringkali mengarah pada penyimpangan, keteguhan hati untuk tetap berpegang pada kebenaran Tuhan menjadi sebuah keniscayaan, sebuah bukti iman yang hidup dan berbuah.