"Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Yeremia: 'Pergilah engkau, katakanlah kepada orang Rekhab, demikian firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Apakah kamu tidak mau minum anggur, karena kamu taat kepada perintah Yonadab, bapa leluhurmu, dan melakukan segala yang diperintahkannya kepadamu?'"
Ilustrasi sederhana tentang ketekunan dan bimbingan
Ayat Yeremia 35:12 mengangkat sebuah kisah yang menarik tentang ketaatan. Di tengah kekacauan dan pemberontakan yang seringkali terjadi di antara umat Israel, Allah melalui Nabi Yeremia menyoroti sebuah kelompok yang dikenal sebagai keturunan Rekhab. Mereka adalah kaum nomaden yang hidup berdasarkan tradisi leluhur mereka, yaitu Yonadab bin Rekhab. Tradisi ini secara tegas melarang mereka minum anggur, membangun rumah, menanam kebun, dan memiliki tanah. Ketaatan mereka pada perintah ini, yang telah berlangsung selama beberapa generasi, menjadi sebuah kontras yang mencolok dengan sikap banyak orang Yehuda pada masa itu.
Allah memerintahkan Yeremia untuk membawa keturunan Rekhab ke dalam rumah TUHAN dan menawarkan mereka anggur untuk diminum. Ini adalah ujian. Jika mereka menolak anggur, maka Allah berjanji akan memberkati mereka atas ketaatan mereka yang teguh. Dan memang benar, mereka menolak tawaran tersebut, menegaskan bahwa mereka akan senantiasa memegang teguh perintah ayah mereka, Yonadab. Mereka menjelaskan bahwa nenek moyang mereka telah memberikan instruksi yang jelas dan tegas, dan mereka telah menjalankannya dengan setia.
Kisah ini bukan sekadar cerita tentang kepatuhan pada tradisi nenek moyang. Lebih dari itu, ini adalah sebuah pengajaran ilahi yang mendalam. Allah menggunakan ketaatan luar biasa dari keturunan Rekhab sebagai cermin untuk menegur keras umat-Nya sendiri. Bangsa Yehuda, yang seharusnya taat kepada Allah yang telah mengikat perjanjian dengan mereka, justru seringkali melanggar hukum-hukum-Nya dan mengikuti jalan-jalan yang sesat. Padahal, perintah-perintah yang diberikan kepada mereka jauh lebih mulia dan bertujuan untuk kebaikan mereka sendiri.
Firman TUHAN yang disampaikan melalui Yeremia kepada keturunan Rekhab menekankan bahwa ketaatan mereka memiliki konsekuensi ilahi. Allah berjanji, "Karena kamu taat kepada perintah Yonadab, bapa leluhurmu, dan melakukan segala yang diperintahkannya kepadamu, maka sesungguhnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Yonadab bin Rekhab tidak akan kehilangan seorangpun dari keturunannya untuk berdiri di hadapan-Ku senantiasa." Janji ini adalah sebuah berkat yang luar biasa, sebuah jaminan stabilitas dan kelangsungan keturunan mereka di hadapan Allah.
Pelajaran bagi kita hari ini sangat relevan. Yeremia 35:12 dan konteksnya mengingatkan kita akan pentingnya ketaatan. Meskipun kita tidak lagi hidup di bawah hukum-hukum yang sama persis seperti keturunan Rekhab, prinsipnya tetap berlaku: ketaatan pada firman Allah mendatangkan berkat dan pengayoman ilahi. Ketika kita memilih untuk menaati perintah-perintah-Nya, bahkan ketika itu sulit atau tidak populer, kita sedang membangun fondasi yang kokoh bagi diri kita dan keturunan kita. Ketaatan adalah ekspresi kasih dan kepercayaan kita kepada Sang Pencipta, dan itu selalu mendatangkan kebaikan yang tak ternilai.