Yeremia 35:3 - Ketaatan yang Mengagumkan

"Ambillah siapkan Yacana bin Rehab dan semua anaknya dan segenap kaum keluarga mereka."

Keluarga Rehab Yacana Anak 1 Anak 2 Anak 3 Perintah Ketaatan

Dalam kitab Nabi Yeremia, kita sering kali disuguhi gambaran tentang ketidaktaatan umat Allah dan konsekuensinya. Namun, ada satu kisah yang menonjol sebagai mercusuar ketaatan dan kesetiaan, yaitu kisah keluarga Rekhab. Perintah yang diberikan oleh Yeremia kepada keluarga ini, seperti yang tertulis dalam Yeremia 35:3, merupakan awal dari sebuah demonstrasi iman yang luar biasa. Ayat ini memerintahkan untuk membawa Yacana bin Rehab, beserta seluruh anak dan keluarganya, menghadap Yeremia. Perintah ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah undangan untuk menyaksikan dan meneladani sebuah kesaksian hidup.

Keluarga Rekhab adalah keturunan dari Yonadab bin Rekhab, seorang tokoh yang pada masa lalu telah memberikan instruksi tegas kepada kaumnya. Instruksi tersebut adalah agar mereka tidak minum anggur, tidak membangun rumah, dan tidak menanam kebun anggur. Tujuan instruksi ini adalah agar mereka hidup sebagai orang asing di tanah Kanaan, sama seperti para leluhur mereka, dan dengan demikian terhindar dari pengaruh buruk dan penyembahan berhala yang merajalela di sekitar mereka. Hidup sederhana, berpindah-pindah seperti pengembara, adalah cara mereka menjaga kemurnian iman kepada TUHAN.

Ketika Yeremia memanggil mereka, ia tidak langsung menuding atau menghakimi. Sebaliknya, ia menempatkan mereka di hadapan pilihan: menyajikan mereka dengan bejana-bejana penuh anggur dan memerintahkan mereka untuk minum. Ini adalah momen krusial. Jika mereka menolak, maka mereka bisa saja dianggap tidak memiliki komitmen terhadap ajaran leluhur mereka. Namun, respon mereka sungguh mengagumkan. Yacana, sebagai perwakilan keluarganya, dengan tegas menolak tawaran tersebut. Ia menyatakan, "Kami tidak akan minum anggur, karena Yonadab, bapa leluhur kami, telah memerintahkan kami, katanya: Janganlah kamu minum anggur, kamu dan anak-anakmu."

Penolakan ini bukanlah penolakan karena kesombongan atau ketidakpedulian. Ini adalah manifestasi dari ketaatan yang mendalam dan turun-temurun terhadap firman dan ajaran leluhur mereka. Mereka memilih untuk memegang teguh prinsip-prinsip yang telah ditetapkan, meskipun dalam konteks yang berbeda dan di tengah godaan yang besar. Ketaatan mereka tidak hanya terbatas pada satu atau dua orang, tetapi mencakup seluruh keluarga, dari Yacana hingga anak-anaknya. Ini menunjukkan bahwa komitmen terhadap TUHAN dan prinsip-prinsip-Nya adalah sesuatu yang ditanamkan dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Kisah keluarga Rekhab, yang dimulai dengan perintah dalam Yeremia 35:3, menjadi sebuah pelajaran berharga bagi umat Israel pada masa itu, bahkan bagi kita hingga kini. Di tengah dunia yang terus berubah dan penuh godaan, ketaatan yang teguh pada prinsip-prinsip kebenaran ilahi adalah fondasi yang kuat. Keluarga Rekhab membuktikan bahwa kesetiaan pada perintah Allah, bahkan yang mungkin terasa sulit atau tidak lazim, akan mendatangkan berkat dan pengakuan dari Tuhan. TUHAN sendiri memuji mereka, "Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN, ALLAH semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada Yehuda dan kepada semua penduduk Yerusalem segala kebaikan yang telah dijanjikan-Ku terhadap mereka." Ketaatan keluarga Rekhab, yang diawali dengan panggilan dalam ayat tersebut, menjadi bukti nyata bahwa kesetiaan akan selalu dihargai.