"Tidakkah engkau telah mendengar? Jauh-jauh hari sudah Kutetapkan, sejak purbakala Kurencanakan; sekarang Aku mewujudkan, supaya engkau membuat kota-kota benteng runtuh dan menjadi puing-puing.
Firman Tuhan dalam Yesaya 37:25 merupakan sebuah pernyataan ilahi yang menggema sepanjang masa, sebuah janji kemenangan yang tak tergoyahkan atas segala kekuatan yang mencoba menentang-Nya. Ayat ini diucapkan pada momen krusial dalam sejarah Israel, ketika Raja Sanherib dari Asyur, dengan keangkuhannya yang luar biasa, mengancam akan menghancurkan Yerusalem dan menaklukkan umat Allah. Sanherib, dalam kesombongannya, mengirimkan utusannya untuk mempermainkan iman Hizkia dan rakyat Yehuda, meragukan kekuatan TUHAN yang mereka sembah.
Namun, Tuhan tidak tinggal diam. Melalui nabi Yesaya, Ia berbicara dengan tegas, menegaskan kedaulatan dan rencana-Nya yang kekal. Pernyataan, "Tidakkah engkau telah mendengar? Jauh-jauh hari sudah Kutetapkan, sejak purbakala Kurencanakan; sekarang Aku mewujudkan," bukan sekadar respons terhadap ancaman Sanherib. Ini adalah pengingat bahwa semua peristiwa, termasuk pemberontakan bangsa-bangsa dan keangkuhan para penguasa, berada di bawah kendali ilahi. Tuhan tidak terkejut, tidak kewalahan, dan tidak dikalahkan oleh rencana manusia. Sebaliknya, Ia bekerja melalui sejarah untuk menggenapi tujuan-Nya yang kudus.
Konsep "kutetapkan" dan "kurencanakan sejak purbakala" menunjukkan kedalaman dan kepastian janji ilahi. Rencana Tuhan bukanlah respons yang tergesa-gesa terhadap situasi. Ia telah memikirkan dan merencanakan segala sesuatu sebelum dunia ada. Ini memberikan keyakinan luar biasa bagi umat-Nya: bahwa meskipun badai kehidupan mungkin menerjang, ada fondasi kekal yang tak tergoyahkan. Keangkuhan manusia, sebesar apapun, hanyalah alat sementara dalam tangan Tuhan yang mahakuasa.
Kalimat "sekarang Aku mewujudkan" menegaskan tindakan aktif Tuhan. Ia bukan hanya perencana pasif, tetapi juga Pelaksana aktif yang membawa rencana-Nya menjadi kenyataan. Dalam konteks Yesaya 37, wujud nyata dari rencana ini adalah kehancuran tentara Asyur yang mengerikan, yang dikirim Tuhan sebagai penghakiman atas keangkuhan Sanherib. Kemenangan ini bukan hanya kemenangan militer, tetapi kemenangan rohani yang membuktikan siapa TUHAN yang sesungguhnya – Allah yang berkuasa atas segala bangsa dan sejarah.
Dampak dari "mewujudkan" ini digambarkan dengan kata-kata yang kuat: "supaya engkau membuat kota-kota benteng runtuh dan menjadi puing-puing." Ini bukan hanya tentang menghancurkan kota-kota musuh, tetapi juga tentang menghancurkan kekuatan dan kesombongan yang menganggap diri mereka setara dengan Tuhan. Tuhan menggunakan kejadian ini untuk memberikan pelajaran, tidak hanya kepada Sanherib dan Asyur, tetapi juga kepada umat-Nya sendiri, agar mereka tidak pernah bersandar pada kekuatan manusia atau mengandalkan hikmat duniawi, melainkan hanya kepada TUHAN semata.
Bagi kita hari ini, Yesaya 37:25 tetap menjadi sumber inspirasi. Ia mengingatkan kita bahwa di tengah ketidakpastian dunia, di hadapan tantangan yang tampaknya tak teratasi, Tuhan berkuasa. Keangkuhan yang merajalela di dunia, penindasan yang terjadi, dan segala upaya untuk menolak kedaulatan-Nya, pada akhirnya akan dihadapkan pada rencana kekal Tuhan yang pasti terwujud. Kita dipanggil untuk bersandar pada-Nya, mempercayai hikmat-Nya yang tak terbatas, dan mengetahui bahwa dalam kemenangan-Nya, nama-Nya dimuliakan.
Mari kita renungkan ayat ini dan biarkan kedalaman firman Tuhan menguatkan iman kita, memberikan kita ketenangan di tengah gejolak, dan menegaskan kembali bahwa Allah kita adalah Allah yang berdaulat, yang rencana-Nya tidak dapat digagalkan.