Yohanes 9:12

"Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Yang manakah Dia?" Jawab Yesus: "Dialah yang sedang berkata-kata dengan engkau itu.""

Kisah pertemuan antara Yesus dengan seorang buta sejak lahir, sebagaimana tercatat dalam Injil Yohanes pasal 9, menawarkan sebuah pelajaran mendalam yang relevan bagi kehidupan kita hingga kini. Ayat ke-12, meskipun singkat, mengandung kekuatan pengungkapan yang luar biasa.

Dalam konteks cerita, orang yang baru saja disembuhkan oleh Yesus dari kebutaan lahirnya, ditanyai oleh orang banyak mengenai identitas penyembuhnya. Mereka ingin tahu siapa gerangan sosok luar biasa yang telah memberinya penglihatan. Pertanyaan "Yang manakah Dia?" dilontarkan dengan rasa ingin tahu, keraguan, dan mungkin juga tuduhan yang menyertainya, mengingat peristiwa ini terjadi di Yerusalem saat hari Sabat, yang menimbulkan perdebatan di kalangan tokoh agama Yahudi.

Jawaban Yesus, "Dialah yang sedang berkata-kata dengan engkau itu," adalah respon yang penuh kebijaksanaan. Ia tidak menunjuk ke arah yang jauh, tidak memberikan deskripsi fisik yang rumit, atau nama yang asing. Sebaliknya, Ia mengarahkan sang mantan orang buta untuk mengenali kebenaran yang ada di hadapannya, di dalam percakapan itu sendiri. Yesus ingin menekankan bahwa kehadiran-Nya, firman-Nya, dan karya-Nya adalah bukti yang paling otentik tentang siapa diri-Nya.

Kutipan Yohanes 9:12 mengajarkan kita tentang pentingnya pengenalan yang personal dan langsung. Seringkali, kita mencari kebenaran atau identitas ilahi di tempat-tempat yang jauh, dalam doktrin yang kompleks, atau dalam tanda-tanda yang spektakuler. Namun, Yesus menunjukkan bahwa kebenaran seringkali ditemukan dalam interaksi sehari-hari, dalam keintiman percakapan, dan dalam kepekaan hati untuk mengenali Dia yang berbicara kepada kita. Sang mantan orang buta telah menerima anugerah penglihatan fisik, tetapi kini ia juga diberikan anugerah penglihatan rohani untuk mengenali Sang Pemberi Terang.

Dalam kehidupan modern yang serba cepat, kita juga bisa tersesat dalam pencarian. Kita membaca, mendengar, dan melihat banyak hal, namun terkadang gagal mengenali kehadiran Kristus yang berbicara melalui situasi, orang lain, atau firman Tuhan yang kita baca. Pesan dari Yohanes 9:12 mengingatkan kita untuk berhenti sejenak, mengarahkan perhatian kita, dan mendengarkan dengan saksama. Siapa yang sedang berbicara kepada kita saat ini? Apakah itu suara hikmat ilahi yang menuntun kita pada kebenaran dan pemulihan, atau suara yang lain yang menyesatkan?

Penyembuhan fisik dalam kisah ini hanyalah permulaan. Tujuan utama Yesus adalah untuk membuka mata hati, bukan hanya mata fisik. Orang yang telah melihat menuntut untuk mengetahui siapa yang telah memberinya penglihatan. Jawaban Yesus mempertegas bahwa Sang Juru Selamat hadir dan bekerja di tengah-tengah kita. Pengalaman orang buta ini menjadi kesaksian bagi kita semua: bahwa Yesus adalah Dia yang berbicara ke dalam hidup kita, yang menawarkan terang, kebenaran, dan pemulihan. Marilah kita belajar seperti sang mantan orang buta, untuk dapat mengatakan, "Ya Tuhan, saya melihat-Mu berbicara kepadaku."

Simbol cahaya bersinar dan mata terbuka Terang & Kebenaran