Yohanes 9:36 - Cahaya Hidup Sejati

"Jawab orang itu: 'Dan siapakah Dia, Tuhan, supaya aku percaya kepada-Nya?'" (Yohanes 9:36)
Y

Mempertanyakan Sang Pemberi Penglihatan

Ayat Yohanes 9:36 ini merupakan momen krusial dalam narasi penyembuhan orang buta sejak lahir. Setelah Yesus menyembuhkannya, orang yang sebelumnya terbelenggu kegelapan penglihatan kini bisa melihat dunia dengan terang. Namun, respons yang muncul bukanlah pengakuan iman seketika, melainkan sebuah pertanyaan mendasar: "Dan siapakah Dia, Tuhan, supaya aku percaya kepada-Nya?" Pertanyaan ini mencerminkan kebingungan dan keraguan yang alami, terutama bagi seseorang yang baru saja diperkenalkan pada sebuah realitas baru, baik secara fisik maupun spiritual.

Perjalanan Menuju Pemahaman

Kisah orang buta yang disembuhkan di Yohanes pasal 9 adalah sebuah perumpamaan yang kaya makna. Dimulai dari momen Yesus membuat lumpur dari tanah dan melumurkannya pada mata orang buta itu, hingga akhirnya ia diperintahkan untuk mencuci diri di kolam Siloam. Setiap langkah dalam proses ini adalah bagian dari perjalanan menuju penglihatan. Bukan hanya penglihatan fisik yang diberikan, tetapi juga potensi terbukanya mata rohani. Namun, seperti yang terlihat dari pertanyaannya, pemahaman tentang siapa Yesus itu tidak datang secara instan. Ia membutuhkan interaksi lebih lanjut, pemahaman yang mendalam, dan akhirnya, sebuah pilihan untuk percaya.

Orang ini telah mengalami kebaikan dan kuasa Yesus secara langsung. Ia telah merasakan perubahan drastis dalam hidupnya. Namun, 'iman' adalah konsep yang lebih luas daripada sekadar menerima sebuah kebaikan. Iman melibatkan kepercayaan pada pribadi, pada identitas, dan pada otoritas Yesus. Pertanyaannya bukan berarti ia menolak, melainkan ia mencari identitas di balik kuasa yang ia alami. Ia ingin tahu siapa sosok yang begitu luar biasa ini, sehingga ia dapat memberikan kepercayaan penuh kepadanya.

Cahaya Sejati di Dalam Diri

Dalam konteks yang lebih luas, kisah ini berbicara tentang cahaya sejati yang ditawarkan oleh Yesus. Ia bukan hanya menyembuhkan kebutaan fisik, tetapi juga menawarkan penerangan bagi jiwa yang gelap. Bagi orang yang belum mengenal Kristus, mungkin muncul pertanyaan yang sama: "Siapakah Dia, sehingga aku harus percaya?" Jawaban atas pertanyaan ini tidak hanya ditemukan dalam narasi alkitabiah, tetapi juga dalam kesaksian hidup orang-orang percaya dan pengalaman pribadi saat Roh Kudus bekerja dalam hati. Yesus sendiri kemudian menyatakan, "Aku datang sebagai terang ke dunia, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan lagi berada di dalam kegelapan" (Yohanes 12:46).

Perjalanan orang buta yang disembuhkan menjadi pengingat bahwa pertumbuhan iman seringkali merupakan sebuah proses. Tidak semua orang langsung memahami kebenaran ilahi sepenuhnya. Ada kalanya kita membutuhkan waktu, perenungan, dan interaksi untuk mengenal lebih dalam siapa Yesus Kristus itu. Pertanyaan "Siapakah Dia?" adalah awal dari perjalanan pencarian kebenaran yang mendalam, yang pada akhirnya dapat membawa seseorang kepada pengenalan akan Sang Pemberi terang yang sejati.