Yosua 24:32

"Juga tulang-tulang Yusuf yang dibawa orang Israel dari Mesir itu dikuburkan mereka di Sikhem, di tanah milik kaum Yakub, yang telah dibeli Yusuf dari bani Hamor, bapa Sikhem, seratus kesita. Itu menjadi warisan kaum Yusuf."

+

Ayat Yosua 24:32 ini memegang makna yang dalam dalam narasi sejarah bangsa Israel. Ayat ini mencatat tindakan penting yang dilakukan oleh generasi Yosua dan para tua-tua setelah pembagian tanah Kanaan. Mereka menguburkan tulang-tulang Yusuf di Sikhem, di sebidang tanah yang telah dibeli oleh leluhur mereka, Yakub, dari bani Hamor. Tindakan ini bukan sekadar pemakaman biasa, melainkan sebuah pernyataan penting tentang identitas dan hak mereka atas tanah yang telah dijanjikan Tuhan.

Perjalanan keluar dari Mesir adalah kisah pembebasan yang monumental bagi bangsa Israel. Di bawah pimpinan Musa, mereka melewati Laut Merah dan berjalan di padang gurun selama empat puluh tahun. Selama masa ini, banyak generasi yang lahir dan mati di perjalanan. Namun, iman dan janji Tuhan kepada Abraham, Ishak, dan Yakub terus membimbing mereka. Yusuf, putra kesayangan Yakub, mengalami perjalanan hidup yang luar biasa, dari dijual sebagai budak hingga menjadi orang nomor dua di Mesir. Melalui perannya, ia kemudian menyelamatkan keluarganya dari kelaparan dan membawa mereka menetap di Mesir.

Ketika tiba saatnya bagi bangsa Israel untuk meninggalkan Mesir, Yosua, penerus Musa, diberi tugas untuk memimpin mereka ke Tanah Perjanjian. Namun, bahkan sebelum tanah itu sepenuhnya dikuasai dan dibagi, ada persiapan rohani dan fisik yang harus dilakukan. Menguburkan tulang-tulang Yusuf di tanah yang telah dijanjikan adalah sebuah tindakan simbolis yang kuat. Ini menandakan bahwa warisan Yusuf, yang telah lama terpisah, kini kembali ke rumahnya. Ini juga menegaskan bahwa bangsa Israel adalah penerus sah dari perjanjian yang telah dibuat Tuhan dengan leluhur mereka.

Mengapa di Sikhem? Sikhem adalah tempat yang signifikan dalam sejarah Yakub. Di sanalah Yakub mendirikan mezbah setelah kembali dari Mesopotamia, dan di sanalah ia membeli tanah yang kemudian menjadi milik kaum Yusuf. Pemilihan Sikhem sebagai tempat penguburan kembali menegaskan klaim dan hak keturunan Yusuf atas tanah tersebut. Ini menjadi bukti fisik dari penggenapan janji Tuhan dan keberlanjutan hubungan antara Tuhan dan umat-Nya dari generasi ke generasi.

Ayat ini juga menyoroti pentingnya mengingat dan menghargai warisan para leluhur. Generasi Yosua tidak melupakan siapa mereka dan dari mana mereka berasal. Mereka membawa tulang-tulang Yusuf, yang melambangkan sejarah panjang dan penderitaan yang telah mereka lalui, untuk disemayamkan di tanah yang kini menjadi milik mereka. Ini adalah pelajaran berharga bagi kita semua untuk senantiasa mengingat akar kita, sejarah iman kita, dan janji-janji Tuhan yang telah terbukti setia. Tindakan menguburkan tulang Yusuf menjadi pengingat abadi akan kesetiaan Tuhan dan bukti bahwa Ia memelihara umat-Nya dari generasi ke generasi, membawa mereka pulang ke tanah yang dijanjikan.