Yosua 4:13

"Maka pulanglah Yosua dan orang Israel itu, empat puluh ribu orang yang siap untuk berperang, menyeberangi sungai Yordan, pada hari yang kesepuluh bulan yang pertama."

Simbol yang melambangkan perlintasan dan penanda

Sebuah Tanda Kemenangan dan Kesetiaan

Ayat Yosua 4:13 menceritakan momen krusial dalam sejarah bangsa Israel: penyeberangan mereka melintasi Sungai Yordan menuju Tanah Perjanjian. Peristiwa ini bukan sekadar perpindahan geografis, melainkan penanda monumental dari kesetiaan Tuhan dan kepemimpinan Yosua yang diurapi-Nya. Empat puluh ribu orang siap berperang adalah kekuatan yang sigap, namun dalam konteks penyeberangan ini, mereka dipimpin oleh iman dan janji ilahi, bukan semata-mata kekuatan militer. Sungai Yordan yang saat itu meluap (Yosua 3:15) menjadi bukti nyata campur tangan supranatural Tuhan.

Peristiwa ini diperintahkan untuk diperingati dengan cara yang luar biasa. Tuhan memerintahkan Yosua untuk mengambil dua belas batu dari tengah sungai Yordan, tempat kaki para imam yang menggendong tabut perjanjian berdiri. Batu-batu ini kemudian dibawa ke tepi seberang dan didirikan sebagai tugu peringatan di Gilgal. Ayat-ayat selanjutnya dalam pasal yang sama menjelaskan makna mendalam dari tugu batu ini: "Maka hendaklah ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Apabila di waktu mendatang anak-anakmu bertanya dengan berkata: Apakah arti batu-batu ini? Maka kamu harus memberi tahu mereka: Sebab orang Israel menyeberangi sungai Yordan ini dengan berjalan di tempat kering, karena TUHAN, Allahmu, telah mengeringkan air sungai Yordan itu di depanmu, sampai kamu siap menyeberang, seperti yang telah dilakukan TUHAN, Allahmu, di Laut Merah, yang telah dikeringkan-Nya di depan kita sampai kita siap menyeberang." (Yosua 4:6-7, 21-23).

Makna bagi Kehidupan Masa Kini

Meskipun peristiwa Yosua 4:13 terjadi ribuan tahun lalu, pesannya tetap relevan bagi umat Tuhan di zaman modern. Tugu batu peringatan melambangkan pentingnya mengingat dan menghargai perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan dalam kehidupan kita. Seringkali, dalam kesibukan dan tantangan sehari-hari, kita mudah melupakan bagaimana Tuhan telah menolong, memimpin, dan memberikan kemenangan atas berbagai kesulitan.

Seperti bangsa Israel yang diingatkan untuk mewariskan kisah keselamatan itu kepada generasi berikutnya, kita pun dipanggil untuk menjadi saksi. Menceritakan pengalaman iman, kesaksian tentang pemeliharaan Tuhan, dan bagaimana kita melepaskan diri dari "sungai Yordan" tantangan hidup, adalah cara kita membangun "tugu batu" iman bagi diri sendiri dan orang lain. Perintah untuk meletakkan batu-batu itu bukan hanya simbolis, tetapi sebuah tindakan nyata untuk menciptakan pengingat visual. Dalam konteks modern, ini bisa berupa doa syukur yang ditulis, surat pujian kepada Tuhan, atau kesaksian yang dibagikan.

Penyeberangan Sungai Yordan juga mengajarkan tentang keberanian untuk melangkah, bahkan ketika jalannya belum jelas atau terlihat sulit. Tuhan tidak menghilangkan kesulitan sepenuhnya, tetapi Ia berjanji untuk menyertai dan memberikan jalan di tengah-tengahnya. Empat puluh ribu orang yang siap berperang, yang menyeberangi sungai itu, menunjukkan bahwa iman sejati seringkali membutuhkan tindakan nyata dan kesediaan untuk taat meskipun ada rintangan. Yosua 4:13, bersama dengan seluruh kisahnya, adalah pengingat abadi akan kuasa Allah yang sanggup menuntun umat-Nya melewati setiap rintangan menuju tujuan yang telah ditetapkan-Nya.