"Pilihlah dua belas orang dari suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku."
Ayat Yosua 4:2 merupakan instruksi penting yang diberikan oleh Allah kepada Yosua, pemimpin bangsa Israel setelah Musa wafat. Perintah ini berkaitan langsung dengan peristiwa monumental penyeberangan Sungai Yordan yang ajaib. Sungai Yordan pada saat itu sedang meluap karena musim panen, menjadikannya rintangan alam yang sangat besar bagi seluruh bangsa Israel untuk masuk ke tanah perjanjian, Kanaan. Dalam konteks ini, pemilihan dua belas orang dari tiap-tiap suku Israel bukanlah tindakan sembarangan, melainkan sebuah persiapan untuk sebuah peringatan yang akan memiliki makna mendalam bagi generasi mendatang.
Tujuan utama dari pemilihan dua belas orang ini adalah untuk mengambil batu-batu dari tengah-tengah Sungai Yordan, tempat kaki para imam yang memikul tabut perjanjian Allah berdiri teguh. Batu-batu ini kemudian akan dibawa ke tepi barat, tempat mereka akan mendirikan tugu peringatan. Tugu ini dimaksudkan sebagai saksi bisu, pengingat abadi tentang bagaimana Allah telah secara ajaib memimpin umat-Nya menyeberangi Sungai Yordan dengan cara yang luar biasa. Setiap batu yang diambil mewakili solidaritas dan kebersamaan seluruh suku Israel dalam pengalaman iman yang sama.
Perintah ini menekankan pentingnya mengenang perbuatan besar Allah. Bangsa Israel tidak boleh melupakan pertolongan dan kuasa-Nya yang telah mereka saksikan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan dan kesulitan, layaknya bangsa Israel yang menghadapi Sungai Yordan. Terkadang, ketika segala sesuatu berjalan lancar, kita cenderung melupakan sumber segala kebaikan dan pertolongan. Tugu peringatan yang diperintahkan di Yosua 4:2 berfungsi sebagai pengingat fisik dan spiritual bahwa Allah selalu setia dan sanggup melakukan hal-hal yang luar biasa bagi umat-Nya.
Pemilihan dua belas orang juga melambangkan representasi seluruh umat Allah. Setiap suku memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing, namun dalam menghadapi pekerjaan Allah, mereka bersatu. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya kesatuan dalam iman dan bagaimana kita dapat saling mendukung dalam perjalanan rohani. Ketika satu individu atau satu kelompok mengalami terobosan atau pertolongan dari Tuhan, hal itu seharusnya menjadi perayaan bagi seluruh komunitas iman, karena itu adalah bukti kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya secara keseluruhan.
Lebih lanjut, tugu peringatan ini juga memiliki fungsi edukatif. Ketika anak-anak mereka di kemudian hari bertanya, "Apakah artinya batu-batu ini?", para orang tua memiliki kesempatan untuk menceritakan kembali kisah luar biasa tentang bagaimana Allah mengeringkan Sungai Yordan agar mereka dapat menyeberang dengan aman. Ini adalah cara praktis untuk mewariskan iman dari satu generasi ke generasi berikutnya. Di tengah kesibukan dunia modern, kita perlu menciptakan "batu-batu peringatan" pribadi dalam hidup kita, baik itu melalui cerita-cerita keluarga, jurnal renungan, atau tradisi ibadah, agar kita dan generasi penerus tidak pernah lupa akan kebesaran dan kebaikan Tuhan.
Dengan demikian, Yosua 4:2 bukan sekadar perintah historis, melainkan sebuah prinsip ilahi yang relevan hingga kini. Ia mengingatkan kita untuk selalu mengingat, menghargai, dan menceritakan kembali kuasa serta kesetiaan Allah dalam kehidupan kita, agar iman kita terus bertumbuh dan generasi mendatang pun dapat turut merasakan keajaiban perbuatan-Nya.