Zefanya 3:8

"Oleh sebab itu, menantikanlah Aku, demikianlah firman TUHAN, pada hari Aku bangkit menjadi saksi. Sebab telah Putuskan Aku menghukum bangsa-bangsa dan mengumpulkan kerajaan-kerajaan, untuk menumpahkan murka-Ku kepada mereka, seluruh murka-Ku yang hebat. Bumi akan habis dimakan api, yaitu api kedegaran-Ku."

Simbol Keadilan Allah

Ayat Zefanya 3:8 ini merupakan pesan kenabian yang kuat, berbicara tentang penantian dan kepastian keadilan ilahi. Di tengah situasi umat yang mungkin sedang terpuruk atau menghadapi berbagai cobaan, firman ini memberikan perspektif yang lebih luas. TUHAN memerintahkan umat-Nya untuk menantikan Dia, bukan dengan pasrah tanpa harapan, melainkan dengan keyakinan bahwa Dia akan bangkit menjadi saksi. Ini menyiratkan bahwa Allah tidak tinggal diam, bahkan ketika kejahatan merajalela. Dia adalah saksi atas segala perbuatan, baik dari umat-Nya maupun bangsa-bangsa lain.

Selanjutnya, ayat ini mengungkapkan tindakan Allah yang tegas terhadap bangsa-bangsa yang melakukan kejahatan. Ada sebuah ketetapan ilahi untuk menghukum mereka dan mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang telah menyimpang. Konsep "menumpahkan murka-Ku kepada mereka" bukan sekadar gambaran emosi belaka, melainkan representasi dari keadilan yang sempurna dan tak terhindarkan. Murka Allah di sini bukanlah kemarahan yang membabi buta, melainkan respons terhadap dosa dan kejahatan yang terus-menerus menentang kehendak-Nya.

Pernyataan "seluruh murka-Ku yang hebat" menekankan keseriusan dan ketidakkompromian Allah terhadap dosa. Ini adalah peringatan bahwa konsekuensi dari penolakan terhadap kebaikan dan kebenaran akan sangat besar. Namun, di balik murka ini, ada tujuan keadilan yang lebih besar. Bumi yang disebutkan akan "habis dimakan api, yaitu api kedegaran-Ku" merupakan metafora untuk pemurnian dan pembersihan yang radikal. Api ilahi ini akan melenyapkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kekudusan-Nya, sehingga tercipta fondasi baru untuk kedamaian dan kebenaran.

Bagi umat percaya, ayat ini mengajarkan pentingnya kesabaran dan ketekunan dalam iman. Menantikan Allah berarti mempercayai rencana-Nya yang lebih besar, bahkan ketika keadaan terlihat suram. Ini juga berarti menjaga diri dari segala bentuk kejahatan dan kesesatan, karena kita tahu bahwa pada akhirnya, keadilan akan ditegakkan. Zefanya 3:8 mengingatkan kita bahwa di balik ketidakadilan yang mungkin kita saksikan di dunia, ada Penguasa ilahi yang berdaulat, yang pada waktu-Nya akan membawa pemulihan dan kebenaran yang sejati. Pesan ini memberikan pengharapan bahwa meskipun ada penghukuman, ada juga pemurnian yang mendahului pemulihan, sebuah proses di mana kebaikan pada akhirnya akan menang.