Tetapi TUHAN akan mengangkat kerajaan itu dari tanganmu dan memberikannya kepada orang lain, kepadamu akan kuberikan satu suku karena hamba-Ku Daud, kota yang telah kupilih dari segala suku Israel.
Simbol mahkota yang terbelah menandakan kehilangan kekuasaan.
Ayat 1 Raja-Raja 11:35 berasal dari sebuah narasi penting dalam sejarah Israel, yaitu peringatan Allah kepada Salomo atas ketidaksetiaannya. Setelah masa kejayaan dan hikmat yang luar biasa, Salomo mulai menyimpang dari jalan Allah dengan mengizinkan penyembahan berhala di kerajaannya akibat dari banyaknya istri asing yang ia miliki. Nubuat yang disampaikan oleh nabi Ahia ini adalah konsekuensi langsung dari dosa-dosa tersebut.
Pesan inti dari ayat ini adalah pengingat bahwa ketaatan kepada Allah membawa berkat dan keberlanjutan, sementara ketidaktaatan mendatangkan hukuman dan pemisahan. Allah, yang Mahatahu dan Mahaadil, tidak akan membiarkan dosa kekejaman dan penyembahan berhala merajalela tanpa konsekuensi. Namun, dalam keadilan-Nya, Allah juga menunjukkan belas kasihan. Ia tidak menghancurkan seluruh kerajaan Daud, melainkan menyisakan satu suku (suku Yehuda) bagi keturunan Daud, sebagai janji kelangsungan garis keturunan Mesias yang kelak akan datang.
Ketidaksetiaan Salomo tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga pada stabilitas dan persatuan seluruh bangsa Israel. Keputusan-keputusannya yang menyimpang dari hukum Allah telah menciptakan celah yang kelak akan memecah belah kerajaan. Ayat ini secara gamblang menyatakan bahwa kerajaan yang telah dibangun dengan megah akan terbagi. Kekuasaan yang dipegang Salomo akan dicabut, dan sebagian besar wilayahnya akan diberikan kepada bawahannya. Ini adalah sebuah teguran keras yang menunjukkan betapa seriusnya Allah memandang perjanjian dan perintah-Nya.
Tindakan Allah yang mengambil kerajaan dari tangan Salomo dan memberikannya kepada orang lain bukanlah tindakan semata-mata balas dendam, melainkan sebuah proses untuk memulihkan kesetiaan dan menjaga kebenaran-Nya. Janji untuk memberikan satu suku bagi keturunan Daud menunjukkan bahwa Allah selalu memegang janji-Nya, terutama janji terkait keselamatan umat-Nya melalui garis keturunan Daud. Ini memberikan harapan di tengah situasi yang tampaknya suram.
Meskipun ayat ini berbicara tentang peristiwa sejarah Israel kuno, makna spiritualnya tetap relevan hingga kini. Ayat 1 Raja-Raja 11:35 mengajarkan kita tentang pentingnya kesetiaan dalam hubungan kita dengan Tuhan. Sama seperti Salomo, kita juga dapat tergoda untuk menyimpang dari jalan kebenaran karena berbagai godaan duniawi atau keinginan pribadi. Namun, konsekuensi dari ketidaksetiaan dapat membawa dampak negatif pada kehidupan rohani dan bahkan aspek kehidupan lainnya.
Penting bagi setiap individu untuk merenungkan kesetiaan mereka kepada Allah. Memelihara hubungan yang erat dengan-Nya melalui doa, pembacaan firman, dan ketaatan akan mendatangkan berkat dan perlindungan. Sebaliknya, menjauh dari-Nya, apalagi mengizinkan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak-Nya masuk dalam kehidupan, akan mengundang ketidaktenangan dan pemisahan. Nubuat ini mengingatkan kita bahwa Allah melihat segalanya, dan Dia menginginkan hati yang sepenuhnya mencintai dan taat kepada-Nya. Kepercayaan dan penyerahan diri yang teguh adalah fondasi yang kokoh dalam menghadapi setiap tantangan hidup.