"Demikianlah umur Ishak seratus delapan puluh tahun ketika ia mati, lalu ia menghembuskan napasnya yang terakhir. Ia telah tua dan penuh hari-hari, dan ia dikumpulkan kepada kaum kaum sebangsanya."
Kitab Kejadian 25:17 menggarisbawahi akhir dari sebuah kehidupan yang panjang dan signifikan. Ayat ini mencatat kematian Ishak, salah satu tokoh patriarkal penting dalam narasi Alkitab. "Demikianlah umur Ishak seratus delapan puluh tahun ketika ia mati, lalu ia menghembuskan napasnya yang terakhir. Ia telah tua dan penuh hari-hari, dan ia dikumpulkan kepada kaum kaum sebangsanya." Pernyataan ini memberikan gambaran tentang kelengkapan hidup yang dijalani Ishak, mencapai usia yang sangat panjang sesuai dengan standar zaman itu, dan mengakhiri hidupnya dengan damai, kembali kepada leluhurnya.
Kehidupan Ishak adalah sebuah jembatan penting antara generasi Abraham dan Yakub serta Esau. Ia adalah putra perjanjian, lahir dari Abraham dan Sara di usia tua mereka, sebuah bukti kuasa ilahi. Kehidupannya diwarnai dengan beberapa peristiwa krusial, termasuk pengorbanannya di gunung Moria yang disiapkan oleh Abraham, pertemuannya dengan Ribka yang menjadi istrinya, dan kelahiran putranya, Yakub dan Esau. Ayat yang kita bahas ini, meskipun singkat, merangkum seluruh rentang kehidupannya dan mengaitkannya dengan tradisi pemakaman di mana seseorang "dikumpulkan kepada kaum sebangsanya," sebuah ungkapan yang menunjukkan penerimaan dalam komunitas spiritual dan keluarga.
Ayat 25:17 juga sering kali diikuti dengan penjabaran mengenai keturunan dari Ishak. Kitab Kejadian secara detail mencatat garis keturunan Ishak, terutama melalui dua putranya, Yakub dan Esau. Meskipun ayat ini hanya fokus pada akhir hayat Ishak, konteks yang lebih luas mengarah pada pentingnya Ishak sebagai pewaris janji ilahi. Ia adalah figur sentral yang meneruskan warisan iman dan perjanjian yang telah diberikan kepada Abraham. Perjalanan hidup Ishak, meskipun mungkin tidak se'ekstrim' ayahnya, tetap merupakan bagian integral dari rencana keselamatan Allah yang terbentang luas.
Usia panjang Ishak, yang mencapai 180 tahun, menekankan nilai dan kehormatan yang diberikan kepada para patriark dalam narasi Alkitab. Usia ini melampaui rata-rata usia manusia modern, menunjukkan kondisi kehidupan yang berbeda di masa lalu dan, mungkin, berkat khusus yang diberikan kepada mereka yang memiliki peran penting dalam sejarah umat pilihan. "Tua dan penuh hari-hari" adalah deskripsi yang kaya makna, menggambarkan bukan hanya jumlah tahun yang telah berlalu, tetapi juga kedalaman pengalaman, kebijaksanaan, dan kepenuhan hidup yang telah ia jalani.
Kematian Ishak menandai sebuah era baru dan pengalihan tanggung jawab kepada generasi berikutnya. Seperti para pendahulunya, ia menemukan tempat peristirahatan terakhir di antara keluarganya, sebuah pengingat akan kontinuitas garis keturunan dan komunitas. Ayat ini, meskipun sederhana, mengandung bobot sejarah, spiritualitas, dan koneksi antar generasi yang menjadi inti dari kisah-kisah dalam Kitab Kejadian. Pemahaman mendalam tentang Kejadian 25:17 membuka pintu untuk merenungkan siklus kehidupan, warisan iman, dan rencana Allah yang berkelanjutan melalui umat manusia.