"Dialah yang harus diterima surga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan mulut nabi-nabi-Nya yang kudus semenjak dunia awal." (Kisah Para Rasul 3:21)
Ayat Kisah Para Rasul 3:21 merupakan sebuah pernyataan profetik yang sangat penting dalam ajaran Kristen. Ayat ini diucapkan oleh Rasul Petrus dalam khotbahnya di Pelataran Bait Allah setelah mukjizat penyembuhan orang lumpuh. Khotbah ini tidak hanya berfokus pada keajaiban yang baru saja terjadi, tetapi juga menunjuk kepada makna yang lebih dalam dari peristiwa tersebut, yaitu tentang rencana penebusan dan pemulihan universal yang Allah janjikan melalui Yesus Kristus.
Petrus menegaskan bahwa Yesus, yang telah disalibkan dan bangkit, kini berada di surga. Kehadiran-Nya di surga bukanlah sebuah akhir, melainkan sebuah penantian. Penantian ini terkait dengan "waktu pemulihan segala sesuatu." Frasa ini merujuk pada sebuah era keselamatan dan restorasi yang akan mencapai puncaknya pada kedatangan Kristus yang kedua kali. Ini adalah janji tentang bagaimana Allah akan memperbaiki segala sesuatu yang telah rusak akibat dosa dan pemberontakan manusia.
Konsep "pemulihan segala sesuatu" memiliki cakupan yang sangat luas. Ini mencakup pemulihan hubungan manusia dengan Allah, pemulihan diri manusia dari kenajisan dosa, dan bahkan pemulihan seluruh ciptaan dari kerusakan yang diakibatkannya. Sebagaimana Rasul Paulus tuliskan dalam Roma 8:19-22, seluruh ciptaan merindukan pembebasan dan ikut mengeluh karena penderitaan. Pemulihan ini bersifat kosmik, menjangkau seluruh alam semesta.
Petrus menekankan bahwa janji pemulihan ini bukanlah ide baru yang muncul tiba-tiba. Ia secara eksplisit menyebutkan bahwa janji ini telah "difirmankan Allah dengan mulut nabi-nabi-Nya yang kudus semenjak dunia awal." Hal ini menunjukkan kesinambungan rencana Allah dari masa Perjanjian Lama hingga penggenapan-Nya dalam Yesus Kristus. Para nabi seperti Musa, Yesaya, Yeremia, dan nabi-nabi lainnya telah berbicara tentang kedatangan Mesias yang akan membawa keadilan, kedamaian, dan pemulihan.
Sebagai umat percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam pengharapan akan pemulihan ini. Meskipun dunia masih bergulat dengan berbagai masalah, ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah memiliki rencana yang sempurna dan bahwa segala sesuatu pada akhirnya akan dipulihkan sesuai dengan kehendak-Nya. Mukjizat yang dilakukan oleh Petrus atas nama Yesus adalah sebuah gambaran awal dan bukti bahwa kuasa pemulihan ilahi telah bekerja melalui Kristus. Melalui iman kepada Yesus, kita dapat mengalami pemulihan dalam hidup kita saat ini, sambil menanti penggenapan sempurna dari janji pemulihan segala sesuatu kelak.