Kisah para rasul merupakan salah satu kitab terpenting dalam Perjanjian Baru yang mencatat perkembangan awal gereja setelah kenaikan Yesus Kristus. Kitab ini tidak hanya menceritakan perjalanan para rasul dalam menyebarkan Injil, tetapi juga berbagai peristiwa luar biasa yang menyertainya, termasuk kesaksian mukjizat yang menguatkan iman banyak orang. Ayat ke-33 dari pasal 9 dalam Kisah Para Rasul adalah salah satu contoh yang sangat menggugah hati, di mana sebuah kesembuhan ajaib terjadi, membuka pintu bagi lebih banyak jiwa untuk datang kepada Kristus.
Ayat ini membawa kita ke kota Lida, sebuah tempat yang mungkin tidak terlalu terkenal dalam catatan sejarah, namun menjadi saksi bisu sebuah momen penting. Di sana, Rasul Petrus bertemu dengan seorang pria bernama Eneas. Deskripsi Eneas sangat menyentuh: ia lumpuh dari pinggang ke bawah dan telah terbaring di tempat tidurnya selama delapan tahun. Bayangkanlah penderitaan dan keputusasaan yang mungkin dialami Eneas selama delapan tahun lamanya, terperangkap dalam keterbatasannya, tanpa harapan akan kesembuhan fisik. Kondisi ini tentu saja memengaruhi seluruh aspek kehidupannya, membuatnya bergantung pada orang lain dan terasing dari kegiatan sehari-hari.
Dalam konteks zaman itu, kondisi Eneas adalah sebuah cobaan berat yang hampir mustahil untuk diatasi. Delapan tahun adalah waktu yang sangat lama untuk sebuah penderitaan fisik yang berkelanjutan. Namun, ketika Injil Kristus mulai menyebar, harapan baru muncul, bahkan bagi mereka yang paling putus asa sekalipun. Kehadiran Rasul Petrus di Lida bukanlah suatu kebetulan belaka. Kehadirannya menandai bahwa campur tangan ilahi akan segera terjadi.
Petrus, yang diutus oleh Roh Kudus, menemui Eneas dan mengucapkan kata-kata yang mengubah segalanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau. Bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu." (Kisah Para Rasul 9:34). Sungguh sebuah firman yang penuh kuasa. Kata-kata ini tidak hanya diucapkan, tetapi juga disertai dengan otoritas ilahi yang memulihkan. Seketika itu juga, Eneas menjadi sembuh. Kemampuannya untuk bergerak kembali, berdiri, dan bahkan bereskan tempat tidurnya sendiri, menjadi bukti nyata dari kuasa Yesus Kristus yang bekerja melalui hamba-Nya.
Kesembuhan Eneas bukan hanya peristiwa individual. Kisah ini memiliki dampak yang lebih luas. Ketika warga Lida dan Sarona melihat apa yang telah terjadi pada Eneas, mereka pun bertobat dan berbalik kepada Tuhan. Mukjizat ini menjadi kesaksian hidup yang meyakinkan, menggerakkan hati banyak orang untuk mempertanyakan keyakinan mereka dan membuka diri terhadap kebenaran Injil. Ini adalah pola yang sering terlihat dalam Kisah Para Rasul: mukjizat bukan sekadar pertunjukan kekuatan, tetapi alat yang digunakan Tuhan untuk menarik manusia kepada-Nya, menguatkan iman, dan mendirikan kerajaan-Nya di bumi.
Kisah Rasul 9:33 dan kelanjutannya mengajarkan kita bahwa tidak ada kondisi yang terlalu sulit bagi Tuhan. Penderitaan yang panjang pun dapat dipulihkan oleh kuasa-Nya. Lebih dari itu, pemulihan fisik seringkali menjadi pembuka jalan bagi pemulihan rohani. Ketika kita menyaksikan bagaimana mukjizat dapat mengubah hidup seseorang seperti Eneas, kita diingatkan akan kasih dan belas kasihan Tuhan yang tanpa batas, yang selalu siap untuk memberikan kesembuhan, harapan, dan keselamatan bagi siapa saja yang mau datang kepada-Nya.