"Dan seketikanya seluruh orang banyak melihat Dia, mereka sangat terkejut dan berlari menyambut Dia."
Ayat Markus 9:15 ini menggambarkan momen yang luar biasa dalam Injil. Setelah peristiwa di gunung yang penuh kemuliaan, di mana Yesus menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya bersama Musa dan Elia kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes, mereka turun dari gunung. Saat kembali kepada kumpulan orang banyak, reaksi yang muncul adalah kejutan yang luar biasa. Bukan hanya kebingungan, tetapi sebuah perasaan takjub dan keterkejutan yang mendalam saat mereka melihat Yesus. "Seluruh orang banyak melihat Dia, mereka sangat terkejut dan berlari menyambut Dia." Kata "terkejut" di sini lebih dari sekadar heran; ini menyiratkan adanya kekaguman yang menggabungkan rasa hormat dan sedikit ketakutan terhadap keagungan yang mereka saksikan.
Peristiwa ini tidak hanya menegaskan identitas Yesus sebagai Anak Allah yang diutus, tetapi juga menunjukkan bagaimana kehadiran-Nya memiliki dampak yang transformatif. Orang banyak yang tadinya mungkin hanya melihat Dia sebagai seorang guru atau nabi, kini dihadapkan pada realitas kemuliaan ilahi yang memancar dari diri-Nya. Keterkejutan mereka segera berubah menjadi gerakan yang spontan dan penuh semangat: "berlari menyambut Dia." Ini adalah respons dari hati yang tersentuh, sebuah ungkapan kerinduan dan penyerahan diri kepada Sang Ilahi yang telah hadir di tengah-tengah mereka. Sukacita dan harapan mulai memenuhi hati mereka saat mereka bergegas untuk mendekat.
Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini mengingatkan kita tentang kekuatan manifestasi ilahi dan bagaimana hal itu seharusnya memengaruhi respons kita. Ketika kita berhadapan dengan kebenaran Injil, dengan kebesaran kasih dan kuasa Allah, reaksi yang sepatutnya adalah keterkejutan yang membawa pada kerinduan untuk mendekat. Ini adalah panggilan untuk tidak hanya menjadi pengamat pasif, tetapi untuk secara aktif berlari menyambut Dia. Harapan yang ditawarkan oleh Yesus bukanlah sekadar janji di masa depan, tetapi adalah kehadiran-Nya yang memberdayakan dan menghidupkan saat ini. Seperti orang banyak yang terkejut namun kemudian berlari menyambut, kita dipanggil untuk merespons kasih dan kebenaran-Nya dengan hati yang terbuka dan penuh sukacita.
Kisah Markus 9:15 menjadi simbol indah dari bagaimana keagungan ilahi dapat memantik respons antusiasme dan penyerahan diri dari umat manusia. Kehadiran-Nya selalu membawa pembaruan, kejutan yang membahagiakan, dan dorongan untuk melangkah lebih dekat. Semoga kita senantiasa siap untuk terkejut oleh kebaikan-Nya dan berlari menyambut janji-janji-Nya dengan hati yang penuh syukur.