"Oleh nenek moyang kami di Ra'am, ketika mereka tidak mempertimbangkan keajaiban-Mu, tetapi mendurhakai perintah-Mu yang berlimpah-limpah, dan Engkau akan mencela mereka di Laut Merah."
Ayat ini dari Kitab Mazmur membawa kita kembali ke momen krusial dalam sejarah bangsa Israel, sebuah momen yang penuh dengan ketidakpercayaan namun juga dengan manifestasi kasih setia dan kekuasaan Tuhan yang luar biasa. Ketika nenek moyang bangsa Israel keluar dari tanah Mesir di bawah pimpinan Musa, mereka dihadapkan pada banyak keajaiban yang seharusnya menumbuhkan iman yang teguh. Salah satunya adalah peristiwa dramatis di Laut Merah.
Namun, ayat ketujuh Mazmur 106 dengan tegas menyatakan bahwa mereka "tidak mempertimbangkan keajaiban-Mu, tetapi mendurhakai perintah-Mu". Pernyataan ini menyoroti sebuah pola yang seringkali terlihat dalam perjalanan spiritual manusia: kecenderungan untuk melupakan dan mengabaikan perbuatan besar Tuhan ketika dihadapkan pada kesulitan atau godaan. Di hadapan Laut Merah yang terbelah, mereka seharusnya melihat kuasa Tuhan yang tak tertandingi. Namun, Alkitab mencatat bahwa alih-alih bersukacita dan memperdalam iman, mereka memilih untuk mempertanyakan dan bahkan mendurhakai.
Ini bukan sekadar catatan sejarah masa lalu, tetapi sebuah cermin bagi kita di masa kini. Seringkali, dalam kehidupan kita, kita juga menyaksikan atau mengalami keajaiban-keajaiban kecil maupun besar yang Tuhan lakukan. Mungkin itu adalah pemulihan dari sakit penyakit, terbukanya jalan di tengah kebuntuan, atau kehadiran-Nya yang menenangkan di saat-saat terberat. Namun, seperti nenek moyang Israel, terkadang kita mudah lupa ketika situasi berubah, ketika tantangan baru muncul, atau ketika kenyamanan datang. Kita cenderung berfokus pada masalah yang ada daripada mengingat kebaikan dan kuasa Tuhan yang telah terbukti.
Ayat ini juga mengingatkan kita akan konsekuensi dari ketidaktaatan dan ketidakpercayaan. Tuhan mencela mereka di Laut Merah, sebuah teguran yang tegas atas keras kepala mereka. Meskipun Tuhan pada akhirnya menyelamatkan mereka, tindakan pencelaan ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak memandang ringan dosa dan pemberontakan umat-Nya. Ia adalah Tuhan yang kudus dan adil, yang menginginkan ketaatan yang tulus dari hati.
Bagian terpenting dari Mazmur 106:7 adalah pengingat bahwa kesetiaan Tuhan tetap ada meskipun ketidaksetiaan manusia. Meskipun mereka durhaka, Tuhan tetap bertindak untuk menyelamatkan mereka. Ini adalah gambaran awal dari kasih setia-Nya yang mendalam, yang akan dipertegas dalam karya penebusan Kristus. Marilah kita belajar dari pengalaman bangsa Israel. Mari kita senantiasa mengingat keajaiban-keajaiban Tuhan dalam hidup kita, memelihara iman kita melalui doa dan firman, dan hidup dalam ketaatan kepada perintah-Nya. Dengan demikian, kita tidak hanya menghindari pencelaan, tetapi juga dapat mengalami berkat dan kedamaian yang datang dari hubungan yang intim dengan Tuhan.
Semoga artikel ini memberikan perenungan yang mendalam dan menguatkan iman Anda.
Pelajari lebih lanjut tentang Mazmur 106.