Mazmur 136:13

"Bagi Dia yang membelah Laut Merah menjadi dua, sebab kasih setia-Nya kekal."

Mazmur 136 adalah sebuah ratapan syukur yang sangat indah dan penuh pengulangan, yang merayakan kebesaran dan kasih setia Tuhan sepanjang sejarah umat-Nya. Ayat 13, "Bagi Dia yang membelah Laut Merah menjadi dua, sebab kasih setia-Nya kekal," menyoroti salah satu mukjizat terbesar dalam Perjanjian Lama: pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Peristiwa ini bukan hanya sekadar sebuah peristiwa sejarah, melainkan sebuah penegasan yang dramatis tentang kuasa Tuhan dan janji kasih setia-Nya yang tak pernah berakhir.

Ketika bangsa Israel berada dalam situasi yang sangat genting, terjebak di antara Laut Merah di depan dan pasukan Firaun yang mengejar di belakang, Tuhan menunjukkan kuasa-Nya yang luar biasa. Melalui Musa, Tuhan memerintahkan tongkatnya diangkat, dan seketika itu juga, Laut Merah terbelah menjadi dua dinding air yang kokoh, memungkinkan bangsa Israel menyeberang dengan selamat di tanah yang kering. Ini adalah tindakan kelepasan ilahi yang tak tertandingi, sebuah bukti nyata bahwa Tuhan berkuasa atas segala sesuatu, bahkan atas kekuatan alam yang paling dahsyat sekalipun.

Frasa "sebab kasih setia-Nya kekal" yang berulang kali muncul di sepanjang Mazmur 136, adalah inti dari pesan kebenaran ilahi. Kasih setia ini, dalam bahasa Ibrani disebut 'hesed', bukan sekadar cinta biasa. Ia adalah cinta yang teguh, janji yang tak terbatalkan, kebaikan yang tak tergoyahkan, dan kesetiaan yang mendalam. Kasih setia Tuhan inilah yang mendorong-Nya untuk campur tangan dalam sejarah umat-Nya, menyelamatkan mereka dari bahaya, dan memimpin mereka menuju kebebasan.

Membaca Mazmur 136:13 mengingatkan kita bahwa sejarah keselamatan yang dicatat dalam Alkitab dipenuhi dengan tindakan-tindakan Allah yang menunjukkan kasih setia-Nya. Dari pembelahan Laut Merah, hingga perjalanan di padang gurun, hingga pemberian tanah perjanjian, semuanya adalah manifestasi dari 'hesed' Tuhan. Ia tidak pernah meninggalkan umat-Nya, bahkan ketika mereka bersungut-sungut atau berbuat salah. Kesetiaan-Nya tetap teguh.

Dalam konteks kehidupan modern, ayat ini tetap relevan. Kita semua menghadapi "lautan" kesulitan, masalah, dan ketakutan dalam hidup kita. Terkadang, kita merasa terjebak dan tidak ada jalan keluar. Namun, Mazmur 136:13 mengingatkan kita bahwa Tuhan yang sama yang membelah Laut Merah, adalah Tuhan yang sama yang siap menolong kita. Kasih setia-Nya yang kekal berarti Dia selalu bersama kita, siap membuka jalan di tengah kesulitan, dan memimpin kita melalui badai kehidupan.

Pengulangan frasa "kasih setia-Nya kekal" dalam mazmur ini berfungsi sebagai mantra yang menenangkan jiwa. Ia mengundang kita untuk merenungkan kebaikan Tuhan yang konsisten. Betapapun tidak konsistennya keadaan dunia atau diri kita, kasih setia Tuhan tidak pernah berubah. Ia adalah jangkar yang teguh bagi iman kita. Dengan mengingat mukjizat Laut Merah terbelah dan janji kasih setia-Nya yang kekal, kita dapat menghadapi masa depan dengan keyakinan, mengetahui bahwa Tuhan selalu bekerja untuk kebaikan umat-Nya, sesuai dengan kasih setia-Nya yang tak terbatas.