Mengapa Bersyukur Selalu?
Ayat ini adalah panggilan yang kuat dan berulang dalam Kitab Mazmur. Frasa "Beri syukur kepada Allah di atas segala allah" menegaskan keagungan dan otoritas tertinggi Tuhan. Dalam konteks kuno, seringkali ada banyak dewa yang disembah, namun pemazmur dengan tegas menyatakan bahwa hanya ada satu Tuhan yang layak disembah, yaitu Allah Israel. Ucapan syukur ini bukan hanya sekadar formalitas, melainkan sebuah pengakuan mendalam atas identitas dan kekuasaan-Nya yang tak tertandingi.
Namun, inti dari ayat ini, dan yang membuatnya begitu menggugah hati, adalah alasan yang diberikan: "sebab kasih setia-Nya abadi." Kata "kasih setia" dalam bahasa Ibrani, "hesed," memiliki makna yang sangat kaya. Ini mencakup kasih, kebaikan, kemurahan hati, perjanjian, dan kesetiaan. Ini adalah kasih yang tidak berubah, yang tidak bergantung pada perilaku kita, tetapi pada karakter Tuhan sendiri. Kasih setia-Nya adalah fondasi yang kokoh di mana seluruh kehidupan iman kita dibangun.
Pemikiran bahwa kasih setia Tuhan itu abadi memberikan perspektif yang luar biasa pada kehidupan kita. Di tengah perubahan, ketidakpastian, dan kesulitan yang seringkali kita hadapi, pengetahuan bahwa kasih Tuhan selalu sama dan tidak pernah berakhir adalah sumber penghiburan dan kekuatan yang tak ternilai. Ini berarti bahwa bahkan ketika kita merasa paling sendirian, Dia tetap bersama kita. Bahkan ketika kita membuat kesalahan, kasih setia-Nya tetap tersedia bagi kita melalui pengampunan.
Mazmur 136 secara keseluruhan adalah mazmur halel (pujian) yang menekankan perbuatan-perbuatan besar Tuhan dalam sejarah Israel, selalu diakhiri dengan refrain "sebab kasih setia-Nya abadi." Ayat kedua ini berfungsi sebagai pembukaan yang merangkum tema utama mazmur tersebut. Ia mengajak kita untuk merenungkan keseluruhan karya penyelamatan Tuhan, dari penciptaan hingga pembebasan dari perbudakan di Mesir, dan mengenali bahwa setiap tindakan-Nya adalah manifestasi dari kasih setia-Nya yang tak berkesudahan.
Oleh karena itu, panggilan untuk memberi syukur kepada Allah bukan hanya respons terhadap satu kebaikan spesifik, melainkan pengakuan terus-menerus atas sifat Tuhan yang penuh kasih dan setia. Ini mendorong kita untuk hidup dalam kesadaran akan hadirat-Nya, mengandalkan janji-janji-Nya, dan menyanyikan pujian atas kebaikan-Nya yang tidak pernah berakhir. Kasih setia-Nya adalah alasan yang paling kuat mengapa kita harus selalu bersyukur, dalam segala keadaan, selamanya.