"Bukankah leluhurmu melakukan hal yang sama, sehingga TUHAN mendatangkan segala malapetaka itu kepada kita dan kepada kota ini? Sekarang kamu menambah murka TUHAN atas Israel dengan menajiskan Sabat!"
Ayat Nehemia 13:18 menjadi pengingat yang kuat tentang pentingnya mematuhi perintah Tuhan, khususnya dalam hal menjaga kekudusan hari Sabat. Nehemia, seorang pemimpin yang saleh dan berintegritas, kembali menghadapi berbagai pelanggaran hukum Taurat di antara umat Tuhan setelah kepulangannya dari pembuangan. Salah satu pelanggaran yang paling menonjol dan menyakitkan hatinya adalah pengabaian terhadap hari Sabat.
Perintah tentang hari Sabat bukanlah sekadar aturan tanpa makna. Ini adalah pengingat mingguan untuk berhenti dari kesibukan duniawi, beristirahat, dan secara khusus berfokus pada hubungan dengan Tuhan. Sabat adalah tanda perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya, sebuah hari untuk merenungkan karya penciptaan dan penebusan Tuhan. Dalam konteks Nehemia, pengabaian Sabat sering kali terhubung dengan praktik perdagangan yang berlebihan, mengabaikan kebutuhan sesama, dan membiarkan pengaruh budaya asing merusak tatanan rohani umat.
Nehemia mengingatkan para pelanggar, "Bukankah leluhurmu melakukan hal yang sama, sehingga TUHAN mendatangkan segala malapetaka itu kepada kita dan kepada kota ini?" Pernyataan ini menunjukkan bahwa mengabaikan perintah Tuhan, termasuk hari Sabat, memiliki konsekuensi serius. Sejarah umat Israel dipenuhi dengan contoh-contoh bagaimana ketidaktaatan mereka mendatangkan hukuman dari Tuhan, baik itu dalam bentuk penindasan oleh musuh, bencana alam, atau keterpisahan dari hadirat Tuhan.
Lebih lanjut, Nehemia menegaskan, "Sekarang kamu menambah murka TUHAN atas Israel dengan menajiskan Sabat!" Kata "menajiskan" menunjukkan tindakan yang membuat sesuatu yang kudus menjadi tidak kudus atau tercemar. Dengan memperdagangkan barang di hari Sabat, para pedagang asing dan bahkan sebagian orang Israel telah merusak kekudusan hari itu, mengubahnya menjadi hari transaksi biasa, bukan hari perhentian dan penyembahan. Tindakan ini tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga memperburuk keadaan rohani seluruh komunitas Israel, menambahkan beban murka Tuhan.
Dalam dunia modern yang serba cepat dan penuh tekanan, pelajaran dari Nehemia 13:18 tetap relevan. Kita mungkin tidak menghadapi pedagang asing yang membuka lapak di hari Sabat seperti di zaman Nehemia, namun tantangannya tetap ada. godaan untuk terus bekerja, mencari keuntungan, atau sekadar terjebak dalam kesibukan yang tidak ada habisnya sering kali mengaburkan makna Sabat. Membangun kembali kebiasaan untuk menghormati hari Sabat berarti secara sadar memilih untuk berhenti, beristirahat, dan menyegarkan kembali hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Ini adalah investasi rohani yang sangat berharga, yang dapat mencegah kita jatuh ke dalam jebakan kesibukan duniawi yang merusak dan menjaga hati kita tetap terhubung dengan sumber kehidupan sejati.
Menjaga Sabat adalah tindakan ketaatan yang memuliakan Tuhan dan membawa berkat bagi kehidupan kita.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai pentingnya Sabat, Anda bisa membaca lebih banyak tentang Perintah Sabat.