Yeremia 36:28

"Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN tentang Yoyakim, raja Yehuda: Ia tidak akan ada lagi keturunan yang duduk di atas takhta Daud, dan mayatnya akan dicampakkan ke luar, pada waktu siang hari maupun pada waktu malam."
Simbol nubuatan dan kehancuran
Simbol nubuatan tentang penghakiman yang tak terhindarkan.

Konteks dan Makna Yeremia 36:28

Ayat Yeremia 36:28 merupakan penutup dari sebuah narasi yang dramatis mengenai nabi Yeremia dan gulungan nubuatannya. Dalam pasal ini, Tuhan memerintahkan Yeremia untuk menuliskan semua perkataan yang telah difirmankan-Nya kepadanya mengenai Israel, Yehuda, dan bangsa-bangsa lain. Gulungan itu kemudian dibacakan oleh Barukh, hamba Yeremia, di hadapan rakyat dan para pejabat di Bait Allah.

Mendengar firman Tuhan yang disampaikan melalui Yeremia, raja Yoyakim menunjukkan sikap yang sangat menentang. Alih-alih merendahkan hati dan bertobat, Yoyakim malah mengambil gulungan itu, memotongnya menjadi beberapa bagian dengan pisau penulis, dan membuangnya ke dalam perapian di istananya hingga seluruhnya terbakar. Tindakan ini bukan hanya menunjukkan ketidakpedulian dan kesombongan raja, tetapi juga penolakan terang-terangan terhadap pesan ilahi yang disampaikan oleh nabi-Nya.

Sebagai respons atas tindakan durhaka raja Yoyakim, Tuhan berfirman kembali kepada Yeremia. Ayat 36:28 adalah konsekuensi langsung dari penolakan dan penghinaan terhadap firman Tuhan tersebut. Tuhan menyatakan bahwa keturunan Yoyakim tidak akan lagi duduk di atas takhta Daud. Ini berarti garis keturunan Yoyakim akan terputus dari pemerintahan Yehuda. Penggantinya, Yoyakhin, memang sempat memerintah sebentar namun kemudian dibuang ke Babel dan tidak pernah kembali memerintah.

Lebih jauh lagi, Tuhan juga menyatakan bahwa "mayatnya akan dicampakkan ke luar, pada waktu siang hari maupun pada waktu malam." Pernyataan ini sangat mengerikan dan menunjukkan penghinaan tertinggi. Dalam budaya kuno, penguburan yang layak adalah tanda kehormatan. Dikatakan bahwa mayatnya akan tergeletak begitu saja, tidak dikuburkan dengan layak, bahkan tidak dilindungi dari panasnya siang atau dinginnya malam. Ini melambangkan kehancuran total dan ketidakberdayaan Yoyakim di hadapan kekuatan ilahi yang telah ia tolak.

Pesan dalam Yeremia 36:28 mengingatkan kita tentang keseriusan menolak firman Tuhan. Sekalipun pesan itu mungkin membawa peringatan dan penghakiman, itu tetap berasal dari Tuhan yang mengasihi dan ingin menyelamatkan. Menolak pesan-Nya berarti menolak sumber kehidupan dan kebenaran itu sendiri. Sejarah bangsa Israel dan nasib raja Yoyakim menjadi bukti abadi bahwa firman Tuhan, meskipun mungkin ditolak atau dihancurkan secara fisik, pada hakikatnya tidak dapat dihancurkan dan akan selalu memiliki konsekuensi bagi mereka yang menentangnya.